Oleh:
Moh. Dzawinnuha, S.Hum & Muh. Rofian, S.PdI
Moh. Dzawinnuha, S.Hum & Muh. Rofian, S.PdI
I. PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya. Oleh karena itu penggunaan hasil evaluasi pembelajaran kami batasi dalam perumusan masalah dalam 3 (tiga) hal, diantaranya sebagai sebagai berikut:
a. Penafsiran b. Feedback c. Tindak lanjut
II. PEMBAHASAN
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk memperbaiki suatu program.[1] Evaluasi merupakan suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.[2]
a. Penafsiran
Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya jika penafsiran data tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka ini termasuk kesalahan besar.
b. ada dua jenis penafsiran data :
1) Penafsiran kelompok.
Penafsiran kelompok yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi yang meliputi prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap pendidik dan materi yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuannya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan untuk menggandakan perbandingan antarkelompok.
2) Penafsiran individual.
Penafsiran indivudual yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara perseorangan diantaranya bimbingan dan penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dengan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan atau tidak .
Tidak hanya itu penafsiran juga berupa penafsiran nilai, pengolahan hasil penilaian memberikan sejumlah skor standar dan nilai bagi setiap siswa, maka kita harus mampu menafsirkannya. Penafsiran terhadap hasil penilaian dapat kita bedakan menjadi dua, yakni penafsiran yang bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikal.[3]
Penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual. Ada tiga jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individual, yakni :
1. Penafsiran tentang tingkat kesiapan, yakni menafsirkan tentang kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran yang berikutnya, untuk naik kelas, atau untuk lulus.
2. Penafsiran tentang kelemahan individual, yakni menafsirkan tentang kelemahan seorang siswa pada sub-tes tertentu, pada satu mata pelajaran, atau pada keseluruhan mata pelajaran.
3. Penafsiran tentang kemajuan belajar individual, yakni menafsirkan tentang kemajuan seorang siswa pada satu periode pembelajaran atau pada satu periode kelas, atau pada satu periode sekolah
Adapun penafsiran yang bersifat klasikal terdiri dari :
1. Penafsiran tentang kelemahan-kelemahan kelas
2. Penafsiran tentang prestasi kelas.
3. Penafsiran tentang perbandingan antarkelas.
4. Penafsiran tentang susunan kelas
Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan sebagai berikut
Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja
Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik.
Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang
c. Feedback
Pengertian Umpan Balik
Tahap akhir dari prosedur evaluasi hasil belajar adalah penyusunan/pembuatan laporan dan penggunaan hasil evaluasi hasil belajar. Pelaporan dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung.
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajar.[4] Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja, hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik itu benar atau salah.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.[5]
Kondisi atau keadaan yang siswa maupun situasi pengajaran juga menentukan keberhasialn usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa, ketentuannya sebagai berikut:
a. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika :
1) Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu (misal:
nyontek jawaban yang benar dari temanya tanpa ingin berfikir sendiri).
2) Bahan yang akan dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa.
b. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila berbagai syarat tercapai:
1) Mengkonfirmasi jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa dan menyampaikan kepadannya
seberapa jauh mereka memahami akan jawaban yang diberikan
2) Mengidentifikasi jawaban kemudian membahasnya dan memperbaikinya.
Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti murid, karena disinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya. Bila murid belum mengerti bagian tertentu, pengajar harus mengulang lagi penjelasannya. Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
Ø Lewat informasi sederhana dari murid melalui pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
Ø Lewat informasi tertulis yang diperoleh melalui ujian singkat.[6]
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru tetapi juga murid.
Fungsi Umpan Balik
Tiga fungsi utama ketika melakukan umpan balik, antara lain :
a. Fungsi Informasional
Slameto (1988) mengacu pada Andreson yang dalam studinya menemukan bahwa umpan balik yang ditunda (delayed feedback) lebih efektif dari pada umpan balik yang segera (immadiate feedback). Yang dimaksud dengan delayed feedback adalah umpan balik yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes dilaksanakan, sedangkan yang dimaksud dengan immadiate feedback merupakan memberikan infornasi tentang jawaban namun difikirannya itu masih terlintas jawaban awal mereka
b. Fungsi motivasional
Dengan adanya umpan balik dapat memotivator siswa untuk belajar, namun adanya umpan balik yang senantiasa diberikan guru itu belum selamannya mengandung hal positif terkadang umpan balik dapat dijadikan sasaran untuk mengancam siswa ataupun melihat keberhasilannya padahal semestinya jangan begitu.
c. Fungsi komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan upaya komunikasi antar siswa dengan guru, karena dengan adanya umpan balik yang diberikan nantinya dapat mberi dorongan agar mereka yang sudah bisa dikatakan berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran tetap harus belajar dengan giat, dan bagi yang belum juga mengusai bisa juga dengan mencoba berfikir sendiri tanpa membudidayakan menyontek.[7]
Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Remmer mengatakan “kita bahas di sini penggunaan hasil untuk membantu siswa memahami diri mereka lebih baik, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan murid kepada orang tua dan membantu guru dalam perencanaan instruksi”, selanjutnya Julian C. Stanley mengemukakan ”hanya apa yang harus dilakukan, tentu saja, tergantung pada tujuan program”.[8]
Adapun prinsip-prinsip yang hendaknya dipatuhi dalam pembuatan laporan adalah:
1. Memuat informasi lengkap dari yang bersifat umum (nilai) hingga yang bersifat faktual (skor).
2. Mudah dipahami maknanya dan tidak memberi kesan yang terlalu bervariasi.
3. Mudah dibuat,
4. Dapat dipakai oleh yang bersangkutan.[9]
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik scara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
Teknik mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya:
1. Dengan memancing apersepsi anak didik
2. Memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel
3. Menggunakan metode yang bervariasi
Peserta didik akan dapat mengukur sejauh mana tingkat penguasaannya terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan balik dari gurunya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan kualitas pekerjaan peserta didik yang lain.
Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi peserta didik yang memiliki kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan saran dan perbaikan., sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Crooks menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan pada:
1. Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik
yang lain.
2. Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan.
3. Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Apa yang dikemukakan Crooks lebih menekankan pada kualitas pekerjaan peserta didik sebagai faktor utama dalam menentukan jenis umpan balik yang diberikan, bukan membandingkan hasil pekerjaan peserta didik yang satu dengan lainnya, apalagi membandingkan dengan pekerjaan peserta didik yang mayoritas jawabannya benar atau sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Tindak lanjut
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri.
Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran.
Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrument evaluasi hasil belajar.
Dalam tindak lanjut dapat dicontohkan seperti, jika guru sudah selesai memberikan pelajaran (satu pertemuan atau satu semester), ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. “Dengan selesainya pelajaran saya ini, apakah tujuan yang ingin dicapai oleh siswa sudah tercapai?”
a. “Seberapa jauh pencapaian tiap siswa?”
b. “Berapa orangkah yang sudah dapat mencapai?”
2. “Seandainya belum tercapai, bagian dari tujuan mana sajakah yang belum tercapai itu?” (baik oleh
individu ataupun kelompok).
3. “Seandainya belum tercapai, faktor-faktor apakah yang menyebabkan?” (penghambat bagi individu
maupun kelompok).
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Dalam buku karya Muhammad Ali, juga dijelaskan mengenai langkah-langkah evaluasi, yakni:
Tahapan persiapan,
Pada tahapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun alat evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi :
Ø Tujuan Pengajaran, yakni bentuk perilaku yang akan dievaluasi. Bila evaluasi dilakukan secara formatif tujuan pengajaran di samping untuk kepentingan evaluasi, juga dalam rangka pengembangan sistem pengajaran (system instructional). Bila evaluasi dilakukan sebagai evaluasi sumatif atau untuk kepentingan diagnostik maupun penempatan, maka perumusan tujuan disesuaikan dengan maksud tertentu. Dalam perumusan tujuan perlu diperhatikan aspek yang akan diukur berdasarkan klasifikasi taksonomi pendidikan.
Ø Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat. Dalam hal ini perlu diperhatikan pula penggunaan sumber bahan yang representatif, sehingga dalam mengambil sample bahan yang akan dievaluasikan betul-betul mencerminkan tentang berbagai aspek yang akan diukur. Hal ini terutama sekali berlaku bila bukan evaluasi formatif yang akan dilaksanakan.
Ø Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat dalam kisi-kisi. Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Tahapan pelaksanaan.
Melaksanakan evaluasi harus disesuaikan dengan maksud tertentu. Evaluasi formatif dilaksanakan setiap kali dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas terakhir (Evaluasi Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif). Evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
Tahap pemeriksaan.
Penentuan dan pengolahan angka atau skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay ataupun test obyektif. Hal ini disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk menghindari unsur subyektif dalam memberikan angka.
Angka yang diperoleh dari hasil pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar kita memperoleh angka masak (angka terjabar) perlu dilakukan pengolahan dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Untuk menghasilkan angka terjabar ini dasar penentuan angka disesuaikan dengan acuan yang digunakan, apakah aduan petokan ataukah acuan norma.[10]
Tindak lanjut evaluasi hasil pembelajaran perlu dipahami dan dilakukan oleh setiap pendidik, jika laporan hasil evaluasi pembelajaran itu kurang maka yang harus dilakukan oleh pendidik adalah mengambil kebijakan pendidikan khusus kepada siswa yang bersangkutan. Dan berdasarkan hasil-hasil evaluasi inilah seorang guru dapat merancang kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan baik berupa perbaikan (remedial) maupun berupa penyempurnaan program pembelajaran.[11]
Tindak lanjut seperti remedial dilakukan setelah peserta didik mengikuti tes atau ujian kompetensi tertentu, tetapi peserta didik tersebut mendapatkan sekor nilai di bawah standar minimal yang telah ditetapkan. Dan program ini hanya dilakukan maksimal dua kali, apabila peserta yang sudah melakukan program remedial sebanyak dua kali namun nilainya masih di bawah standart nimimum, maka penanganannya harus melibatkan orang tua atau wali murid.[12]
III. PENUTUP
1. Penafsiran
2. Feedback
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajar. Adapun untuk Fungsi Umpan Balik meliputi tiga fungsi utama ketika melakukan umpan balik, antara lain :Fungsi Informasional, Fungsi motivasional, Fungsi komunikasional.
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
3. Tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Add. Rooljakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT Grasindo, 1991).
Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012).
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006).
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Jaya, 1986).
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan pembelajaran (Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan “Dikti”, 1994).
Indung, A. Saleh dkk, Evaluasi dan Penelitian Pendidikan. (Malang: FIP-IKIP Malang, 1992).
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011).
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, (Jakarta : Grasindo, 1991).
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000)
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004).
Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta; Gedung Persada Press, 2010).
[1] Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012), hlm. 4.
[2] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 71.
[3] Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surayaba: Usaha Jaya, 1986), hlm. 113.
[4] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 35.
[5] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000), hlm. 208.
[6] Add.Rooljakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm. 11-12.
[7]Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, (Jakarta : Grasindo, 1991), hlm. 150-152.
[8]Dimyati, Mudjiono, Belajar dan pembelajaran (Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan “Dikti”, 1994), hlm. 64.
[9]Indung, A. Saleh dkk, Evaluasi dan Penelitian Pendidikan. (Malang: FIP-IKIP Malang, 1992), hlm. 140.
[10] http://isookamanah.blogspot.com/2013/02/bdp-group-task-evluasi-hasil-belajar.html. 18:15. 13/04/2015.
[11] Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 185.
[12]Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta; Gedung Persada Press, 2010), hlm. 111.
Trimksh ats makalahnya smg bermanfaat
ReplyDeleteYg di uplod pa makul pk fatah aja mas....
ReplyDeleteSemua makalah pak insyaallah..
ReplyDelete