Monday, February 23, 2015

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN MENURUT QURAN HADITS



 Oleh : Iskandar, S.Pd.I dan Ni'ma Wafiya, S.Pd.I

A.  QS. An Nisa’ Ayat 58


Artinya:
“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”.

Sebab Turunnya Ayat 58 Surat Annisa’:[1]
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur al-Kalbi dari Abu Shaleh bahwa Ibnu Abbas berkata, " Ketika Rasulullah saw. menaklukkan Mekah, beliau memanggil Utsman bin Thalhah. Ketika Utsman bin Thalhah datang, Rasulullah saw. bersabda,"Tunjukkan kunci Ka'bah kepadaku." Lalu dia datang kembali dengan membawa kunci ka'bah dan menjulurkan tangannya kepada Rasulullah saw sembari membuka telapaknya. Ketika itu juga al-Abbas bangkit lalu berkata, "Wahai Rasulullah, berikan kunci itu kepada saya agar tugas memberi minum dan kunci Ka'bah saya pegang sekaligus." Maka Utsman menggenggam kembali kunci itu. Rasulullah saw bersabda: "Berikan kepadaku kunci itu, wahai Utsman." Maka Utsman berkata, "Terimalah dengan amanat Allah". Lalu Rasulullah saw bangkit dan membuka pintu Ka'bah. Kemudian Beliau melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah.
Kemudian Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw agar Beliau mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Thalhah. Beliaupun memanggil Utsman dan memberikan kunci itu kepadanya. Kemudian Beliau membaca ayat diatas.

Amanat:
                        Manusia diciptakan dengan sebuah beban yang harus dipikulnya yakni sebuah amanat, amanat untuk taat[2] sedangkan manusia sifatnya dzolim dan bodoh. Hal ini termaktub dalam QS. Al-Ahzab: 72 yang berbunyi:

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh”.

                       Pada umumnya semua manusia punya beban amanat di pundak masing-masing, namun ada diantara manusia yang tidak pantas dan tidak layak untuk mengemban dan menerima amanat. Hal tersebut dikisahkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَلاَ تَسْـتَـعْمِلُنِي؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِيْ، ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّـكَ ضَـعِيْفٌ، وَإِنَّـهَا أَمَانَـةٌ، وَإِنَّـهَا يَوْمَ القِـيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَـقِّهَا، وَأَدَّى الَّذِي عَلَـيْهِ فِيْهَا .

 Artinya:
"Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)?” Lalu Rasulullah memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda,"Wahai, Abu Dzar. Sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, dan ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya)".[3]

Terdapat pula di dalam Shahih Muslim, No. 3405, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنِّي أَرَاكَ ضَـعِـيْفاً، وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِـنَـفْسِيْ، لاَ تَـأَمَّـرَنَّ عَلَى اثْـنَـيْنِ، وَلاَ تَوَلَّـيَنَّ مَالَ يَـتِـيْمٍ.

Artinya:
"Wahai, Abu Dzar. Sesungguhnya aku memandangmu orang yang lemah, sedangkan aku mencintai untukmu seperti aku mencintai untuk diriku. Janganlah kamu menjadi pemimpin (walaupun terhadap) dua orang (saja), dan janganlah kamu mengatur harta (anak) yatim".

Hadits tersebut menjelaskan bahwa tidak semua orang mampu dan bisa mengemban amanat, harus disesuaikan dengan banyak faktor; kemampuan, kelayakan, latar belakang dan sebagainya. Begitu pula dengan kepemimpinan.

B.   QS. Adz- Dzariyat Ayat 55



Artinya:
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”.

Ayat ini menjelaskan kepada kita untuk saling mengingatkan atau saling menasehati antar sesama dan jangan pernah berputus asa dalam menyampaikan hal-hal yang benar. Saling menasehati merupakan wujud nyata dari agama, dengan kata lain orang yang beragama adalah orang yang mau menasehati antar sesama.

Didalam Syarhu Arbain Nawawi disebutkan bahwa:
عن أبى رقية تميم الداري رضى الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: الدين النصيحة. فقلنا لمن؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
(رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Dari Abu Ruqoyyah Tamim Al Dary Rodhiallahu anhu Bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda: ‘ Agama itu adalah Nasehat’. Kami berkata untuk siapa? Beliau bersabda:’ untuk Allah, KitabNya, NabiNya dan seluruh pemimpin umat muslim serta seluruh manusia”[4] (HR. Bukhori Muslim)

Dalam hadits tersebut dijelaskan lebih lanjut bahwa agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasehati, maka harus saling menasehati antar sesama. Yang dimaksud nasehat kepada Allah swt adalah beriman kepadaNya, tidak menyekutukanNya, mensucikan diri dari segala kesalahan, taat kepadaNya dan menjauhi perbuatan yang dilarangNya. Adapun nasehat kepada RosulNya adalah percaya dan membenarkan risalah-risalah Nabi, beriman kepadanya, menghormatinya dan melaksanakan ajaran-ajarannya.
  
C.   QS. As-Sajdah Ayat 24



Artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.

Maksudnya adalah tatkala mereka sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan-Nya, membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran. Kemudian, ketika mereka mengganti, merubah, menakwil dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar.[5]
Pengkhususan sabar terdapat dalam tiga hal; yakni sabar dikala sempit, sedang menderita dan sedang dalam keadaan perang.[6] Sedangkan manusia sudah selayaknya selalu bersabar dalam setiap kesempatan, sebagai penekanan bahwa apabila didalam ketiga kondisi tersebut seseorang bisa sabar, maka sudah tentu ia akan mampu menghadapi kondisi-kondisi buruk lainnya. Kita hendaknya sabar dalam segala hal, karena dalam alquran telah disebutkan bahwa orang yang sabar itu akan selalu bersama Allah swt.

D.   QS. Al-Anbiya’ Ayat 73


Artinya;
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah”.


                 Pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin yang selalu memberikan petunjuk kepada kebenaran, selalu mengajak kepada kebajikan seperti mendirikan sholat, zakat dan sebagainya yang mengarahkan kepada penegakan rukun Islam dan rukun Iman. Selagi mereka (pemimpin) masih memberi petunjuk kepada kebaikan kita wajib melaksanakannya, namun ketika mereka memberikan perintah untuk maksiat kepada Allah dan Rosul-Nya maka kita tidak wajib mentaatinya.  Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad saw yang berbunyi :
وقال لا طاعة فى معصية الله إنما الطاعة فى المعروف
Artinya : “ Tidak ada ketaatan didalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya keaatan itu hanyalah didalam berbuat kebajikan”.[7]

E.   Hadits-hadits

1.      سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول مامن أمير يلى أمر المسلمين ثم لا يجهد لهم وينصح إلا لم يدخل معهم الجنة
Artinya:Tidak ada seorang pemimpin pun yang mengurusi perkara umat muslim kemudian dia tidak bersungguh-sungguh bekerja untuk mereka dan tidak memberikan nasehat maka dia tidak akan masuk surga bersama mereka”.[8]

2.      كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، فالإمام راع ومسئول عن رعيته، والرجل راع في أهل بيته ومسئول عن رعتيه، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها، والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته، والرجل راع فى مال أبيه ومسئول عن رعيته.)  رواه البخاري و مسلم(
Artinya: “ Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, Imam adalah pemimpin dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, laki-laki itu pemimpin didalam keluarganya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, wanita itu pemimpin didalam rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, pembantu itu adalah pemimpin didalam menjaga harta majikannya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, seorang anak itu pemimpin didalam menggunakan harta ayahnya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya. (HR. Bukhori – Muslim)[9]

  









 KEPUSTAKAAN
Abdullah, dkk, Tafsir Ibnu Katsir, terj, Jilid 6, CD-ROM, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafii, 2004)
Almath, Muhammad Faiz, 1100 Hadits Terpilih, terj. No. 20, Cet. I, CD-ROM, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991)
Al-Jakarti, Iyas, Hakikat Islam, Cara Mudah Memahami Diri Sendiri Tuhan dan Kehidupan, CD-ROM, (Bogor: Padri Baru, 2014)Hayyie, Abdul, dkk, Asbabun Nuzul; Sebab Turunya Ayat Alquran, terj. Cet. I, CD-ROM, (Jakarta: Gema Insani, 2008)
Jazuli, Ahzami Samiun, Kehidupan dalam Pandangan Al-Quran, terj, Cet. I, CD-ROM,  (Jakarta: Gema Insani Press, 2006)
Haidhir, Abdullah, Hadits Arbain Nawawi, terj, No. 7, CD-ROM, (Arriyadh: Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010)
Shahih Muslim, CD-ROM, tt.



[1] Abdul Hayyie dkk, Asbabun Nuzul; Sebab Turunya Ayat Alquran, terj. Cet. I, CD-ROM, (Jakarta: Gema Insani, 2008) 172
[2] Iyas Al Jakarti, Hakikat Islam, Cara Mudah Memahami Diri Sendiri Tuhan dan Kehidupan, CD-ROM, (Bogor: Padri Baru, 2014) 68
[3] Shahih Muslim, No. 3404, CD-ROM, tt.
[4] Abdullah Haidhir, Hadits Arbain Nawawi, terj, No. 7, CD-ROM, (Arriyadh: Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010) 27
[5] Abdullah, dkk, Tafsir Ibnu Katsir, terj, Jilid 6, CD-ROM, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafii, 2004)  434
[6] Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al-Quran, terj, Cet. I, CD-ROM,  (Jakarta: Gema Insani Press, 2006) 85 
[7] Shahih Muslim, No. 3424, CD-ROM, tt.
[8] Shohih Muslim, No. 205, CD-ROM, tt
[9] Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih, terj. No. 20, Cet. I, CD-ROM, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991) 167

No comments:

Post a Comment